Memang tak ada yang tahu bagaimana cara merelakan mu pergi dari kehidupan ku by: yang.terdalam |
Masih ingat aku ?
Ya aku wanita beruntung yang pernah jadi sosok spesial di hari-hari mu.
Masih ingatkah kamu pertama kali kita kenal ?
Ah sudah lah mungkin kamu sudah lupa bahkan untuk sejenak mengingat nya pun kamu tak akan mungkin ingat ?
Bukan kah begitu ?
Tapi aku ? Aku selalu ingat semua hal itu. Bahkan dari hal sangat kecil yang ada di hidup mu.
Aku masih ingat jelas bagaimana senyum manis mu itu saat pertama kali kita bertemu ditatapan pertama.
Aku masih ingat lelucoan yang bahkan sama sekali tidak lucu tapi bisa membuat ku tertawa terbahak-bahak.
Aku juga masih ingat bagaimana rasanya waktu kamu mangacak-acak rambut ku dengan tatapan manja dan penuh sayang.
Ya..... aku masih ingat semua itu sayang ?
Hah ???? Sayang bukan kah aku sudah tidak pantas memanggilmu dengan sebutan sayang lagi ?
Yahhh aku memang sudah tidak pantas mengecap sebutan itu lagi. Karna apa ? Karna kamu bukan lagi pelangi dihidup ku, sekarang kamu menjelma menjadi hujan deras dengan sejuta keangkuhan nya yang turun dari langit untuk membuat ku terus mengingat dan menunggu, ya menunggu kalau sehabis hujan selalu ada pelangi .
Hemmm... tapi kenapa kamu tidak juga muncul ?
Seolah-olah kamu tidak membiarkan aku bahagia dengan melihat keindahan pelangi seperti dulu.
Kamu selalu membiarkan aku menikmati hujan tanpa adanya pelangi.
Apa kamu tidak ingin melihat senyum ku yang dulu ?
Apa kamu bahagia kalau aku terus2an berharap dengan harapan fiktif tentang mu.
Hujan .... aku mohon berhentilah didetik ini.
Kalau kamu tidak bisa menjadi pelangi ku seperti dulu. Aku mohon berhentilah hujan. Agar aku dapat mencari pelangi baru untuk hidup ku.
Tapi aku ? Aku selalu ingat semua hal itu. Bahkan dari hal sangat kecil yang ada di hidup mu.
Aku masih ingat jelas bagaimana senyum manis mu itu saat pertama kali kita bertemu ditatapan pertama.
Aku masih ingat lelucoan yang bahkan sama sekali tidak lucu tapi bisa membuat ku tertawa terbahak-bahak.
Aku juga masih ingat bagaimana rasanya waktu kamu mangacak-acak rambut ku dengan tatapan manja dan penuh sayang.
Ya..... aku masih ingat semua itu sayang ?
Hah ???? Sayang bukan kah aku sudah tidak pantas memanggilmu dengan sebutan sayang lagi ?
Yahhh aku memang sudah tidak pantas mengecap sebutan itu lagi. Karna apa ? Karna kamu bukan lagi pelangi dihidup ku, sekarang kamu menjelma menjadi hujan deras dengan sejuta keangkuhan nya yang turun dari langit untuk membuat ku terus mengingat dan menunggu, ya menunggu kalau sehabis hujan selalu ada pelangi .
Hemmm... tapi kenapa kamu tidak juga muncul ?
Seolah-olah kamu tidak membiarkan aku bahagia dengan melihat keindahan pelangi seperti dulu.
Kamu selalu membiarkan aku menikmati hujan tanpa adanya pelangi.
Apa kamu tidak ingin melihat senyum ku yang dulu ?
Apa kamu bahagia kalau aku terus2an berharap dengan harapan fiktif tentang mu.
Hujan .... aku mohon berhentilah didetik ini.
Kalau kamu tidak bisa menjadi pelangi ku seperti dulu. Aku mohon berhentilah hujan. Agar aku dapat mencari pelangi baru untuk hidup ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar